Takkan Kami Sia-siakan 1000 Hari Pertama Kehidupanmu,
Nak!
Oleh: Sunardi (Papua)
Anakku…
Saat tanda-tanda kehadiranmu kami baca lewat dua garis di alat tes kehamilan,
Ayah dan Ambu menyambutmu dengan penuh syukur. Empat tahun menantikanmu,
akhirnya Allah percayakan juga engkau pada Ayah dan Ambu. Engkau hadir saat Ayah
sedang menyelesaikan studi pasca sarjana di Kota Bandung. Sementara, Ambumu yang
mendampingi Ayah saat itu, sedang sibuk menimba ilmu lewat berbagai kursus yang
bertebaran di kota itu.
Ayah dan
Ambu bersyukur bahwa kamu kini tumbuh sesuai dengan perkembangan anak seusiamu.
Engkau yang telah duduk di kelas 2 Sekolah Dasar memiliki tinggi 122 cm dan
berat badan 20 kg. Angka tersebut masih masuk kategori ideal menurut sejumlah
situs kesehatan. Apalagi dari segi nilai akademikmu juga sangat membanggakan
dengan selalu masuk peringkat 10 besar di sekolahmu yang termasuk salah satu sekolah
favorit di Jayapura, kota tempat kita tinggal saat ini. Kami benar-benar
bahagia atas kondisimu ini, nak!
Perlu
kamu ketahui, nak, bahwa saat ini pemerintah sedang gencar mengkampanyekan
bahayanya gangguan tumbuh kembang anak. Gangguan tumbuh kembang anak yang
disebut dengan stunting ini bisa berwujud seperti postur tubuh yang pendek,
jauh dari rata-rata anak-anak seusianya. Gangguan gagal tumbuh ini bisa
berpengaruh pada terganggunya perkembangan otak anak. Menurut Kementerian Kesehatan,
penyebabnya adalah asupan gizi anak yang tidak tercukupi terutama pada 1000
hari pertama kehidupan anak yaitu dimulai sejak fase kehamilan (270 hari)
hingga anak berusia 2 tahun (730 hari).
Meskipun
saat kamu lahir belum tahu informasi tersebut, Ayah dan Ambu bersyukur dengan selalu
memberikan yang terbaik untuk mendampingi tumbuh kembangmu hingga saat ini,
lebih-lebih di 1000 hari pertama kehidupanmu itu. Sebab, Ayah dan Ambumu telah
berjanji untuk tidak menyia-nyiakan kehadiranmu di tengah-tengah kami, insya
Allah.
![]() |
Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) oleh dr Fitra Ria Dini, Sp.OG saat Ambu mengandung adik Hafizhah (Kota Jayapura) |
Untuk dapat
mendampingi 1000 hari yang penting ini, Ayah dan Ambu telah sejak awal berusaha
menambah ilmu melalui membaca, berdiskusi, hingga mengikuti seminar-seminar
pengasuhan anak. Kegiatan belajar dan berdiskusi itu semakin intens sejak
Ambumu terlambat kedatangan ‘tamu bulanannya’ sebagai pertanda awal akan
kehadiranmu di sisi kami.
Sejak
saat itu, Ayah dan Ambu mendatangi dokter atau bidan setiap bulannya. Oleh
dokter, Ambumu ditanya kapan hari pertama menstruasi terakhir, lantas diukur
tinggi dan berat badannya, dan dicek tekanan darahnya. Selanjutnya, dengan menggunakan
metode ultrasonografi (USG), dokter mengecek kondisi kandungan Ambumu untuk
mengetahui sejauh mana pertumbuhanmu. Saat awal USG itu, dokter mengklik
beberapa titik di layar visualisasi kandungan Ambumu. Dari situ, dokter bisa
mendapatkan data berapa usiamu dalam kandungan, berapa panjang dan massamu, dan
bahkan ditentukan hari perkiraan lahirmu. Nasihat-nasihat tentang pola hidup
sehat selama hamil disampaikannya agar kondisimu nyaman di dalam kandungan
Ambumu. Saat pamitan, Ambumu mendapatkan berbagai vitamin dan suplemen untuk
pertumbuhanmu selanjutnya.
![]() |
Pemeriksanaan detak jantung janin oleh Bidan Dewi saat Ambu mengandung kakak Haniiah (Kota Bandung) |
Bulan
berikutnya, Ayah dan Ambu mencoba memeriksakan kandungan Ambumu di Puskesmas
terdekat. Seorang bidan senior menyambut kami. Bidan itu ternyata sangat
cekatan, terampil dan berpengalaman dalam memeriksa seorang ibu hamil.
Mula-mula, Ambumu disuntik imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk
melindungi Ambumu terserang kuman tetanus ketika terluka dan sekaligus
melindungimu ketika baru lahir dari tetanus neonatorum. Selanjutnya,
bidan senior itu meletakkan alat fetal doppler di perut Ambumu untuk
mendeteksi detak jantungmu. Dengan cekatan bu bidan memijat lembut perut Ambumu
untuk menentukan posisimu dan lantas mengukur panjang tubuhmu. Ayah yang
mengikuti semua proses pemeriksaan itu, tak lupa mendokumentasikannya lewat
foto dan video. Pendokumentasian ini ditujukan agar kelak ketika telah besar,
kamu bisa menyaksikan semua proses yang terjadi sejak kamu masih berbentuk
janin di kandungan Ambumu.
Itulah
hal pertama yang Ayah dan Ambu lakukan untuk memastikan
perkembanganmu baik-baik saja, yaitu dengan mendatangi dokter, bidan atau
tenaga medis berpengalaman. Konsultasi dengan dokter atau tenaga medis ini,
sampai sekarang tetap Ambu dan Ayah lakukan terutama ketika kamu sedang
mengalami gangguan kesehatan.
Kedua,
terus menambah ilmu dengan membaca berbagai buku dan artikel di media online. Untuk mendampingi 1000 hari pertama yang penting ini,
Ayah dan Ambumu meluangkan waktu untuk membaca berbagai macam buku tentang
kehamilan dan perawatan balita. Buku-buku itu, Ayah dan Ambu dapatkan baik
dengan membelinya di toko buku maupun dengan meminjamnya di perpustakaan. Nak,
Ayah dan Ambu sampai sekarang masih menjadi anggota Perpustakaan Daerah yang
memiliki koleksi berlimpah berkaitan dengan topik kehamilan dan kesehatan
balita ini. Berbagai ilmu penting dibahas di buku-buku itu, seperti periodesasi
setiap trimester kehamilan, pertumbuhan janin dari minggu ke minggu, makanan
sehat bagi ibu hamil dan balita, senam ibu hamil, hingga jenis-jenis penyakit
yang dapat mempengaruhi kehamilan. Yang disebut terakhir ini, misalnya infeksi
TORCH (singkatan dari Toksoplasmosis, Others, Rubella, Cytomega Lovirus,
Herpes), anemia, dan pre eklampsia (penyakit hipertensi di trimester ketiga
kehamilan yang dapat menghambat pertumbuhan janin dan bahkan bisa berakibat
kematian ibu dan anak).
Ketiga,
memastikan asupan gizi bagimu yang cukup ketika di kandungan maupun setelah
lahir. Dalam keadaan tidak hamil, Ambumu membutuhkan
sekitar 3.000 kalori setiap harinya. Ketika hamil, ia memerlukan 15% kalori
lebih banyak yang diperoleh dari karbohidrat dan lemak. Ambu juga memerlukan
asupan protein sebesar 80 gram setiap harinya, baik dari protein hewani maupun
nabati. Sekitar 70% protein ini akan digunakan untuk perkembanganmu saat masih
janin dalam kandungan.
Selain
itu, agar proses metobolisme tubuh dan perlindungan dari serangan penyakit
berjalan lancar, Ambu sangat membutuhkan berbagai vitamin dan mineral. Makan
sayur dan buah setiap harinya akan bisa mencukupi kebutuhan akan vitamin dan
mineral ini. Dalam belanja untuk kebutuhan pekanan, berbagai sayur dan
buah-buahan itu Ambu dan Ayah prioritaskan untuk dibeli.
Ibu
hamil juga membutuhkan sedikitnya 1.200 mg kalsium setiap harinya untuk
pertumbuhan tulangmu janin yang dikandungnya. Untuk memenuhinya, Ambu selalu
minum 4 gelas susu ibu hamil setiap harinya yang kandungannya setara dengan
1.200 mg kalsium itu. Ambu juga memerlukan asupan asam folat yang cukup,
sekitar 0,8 mg setiap harinya. Kata dokter, asam folat memiliki peran yang sangat
penting dalam perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Bahan-bahan
seperti gandum, sayuran hijau, kacang-kacangan, buah-buahan dan hati sapi
umumnya mengandung asam folat. Namun, karena jumlah kandungannya yang kecil,
biasanya asam folat alami ini rusak karena proses pemanasan atau penyimpanan
yang terlalu lama. Untuk mengatasinya, Ambumu biasa meminum tablet asam folat
yang sudah diresepkan oleh dokter atau bidan setiap bulannya.
Ibu
hamil juga hendaknya mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti
daging merah, sayuran, kacang-kacangan, dan ikan. Mengonsumsi zat besi ini
penting karena janin sangat membutuhkannya untuk pembentukan sel darah merah,
selain karena ibu hamil rentan terkena anemia yang menyebabkan tubuh lemas,
pusing dan kulit pucat. Untuk memenuhi zat besi ini, ayah dan ambu selalu menyiapkan
sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Selain itu, ayah dan ambu tak lupa untuk
menyiapkan lauk ikan dan sesekali daging merah.
Setelah
lahir, Alhamdulillah kamu bisa mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan
dan bahkan Ayah dan Ambu telah bersepakat untuk menyempurnakan pemberiannya
hingga kamu berusia 2 tahun. Setelah enam bulan pemberian ASI eksklusif ini,
kamu mulai mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Saat kita masih
tinggal di Bandung, banyak dijual bubur saring kemasan dari bahan-bahan yang
sangat dianjurkan seperti dari umbi-umbian, beras merah, kacang merah, wortel semuanya
telah dicampur dengan sayuran dan daging. Ambumu tinggal menyeduhnya dan siap
dihidangkan. Saat kita sudah kembali ke Jayapura, Ambumu harus membuat sendiri
bubur saring itu. Kamu juga sudah mulai dikenalkan dengan berbagai buah-buahan,
seperti jeruk, pepaya, melon, dan alpukat. Ambu juga sering memblender
buah-buahan itu menjadi jus. Saat usiamu sekitar setahunan, kamu terlihat
sangat suka dengan jus buah alpukat ini, nak!
Keempat,
mendatangi Posyandu setiap bulannya. Di
posyandu, kamu akan ditimbang berat badanmu setiap bulannya, diberikan vitamin A
dan obat cacing sebanyak 2 kali setahun, dan dilakukan imunisasi berkala. Di posyandu
ini juga Ambumu sering berkonsultasi berkaitan dengan berbagai keluhan kesehatan
yang kamu rasakan.
Di luar
itu, nak, sumber kesehatan yang lainnya yang telah kita dan masyarakat sekitar usahakan
yaitu dengan memiliki sanitasi dan akses air bersih yang baik. Untuk
sanitasi, lingkungan kita telah memiliki sistem pembuangan limbah yang baik.
Selain itu, masing-masing rumah di kompleks kita ini telah dilengkapi dengan
jamban yang terhubung ke septic tank masing-masing. Untuk air bersih,
alhamdulillah kita dan kebanyakan tetangga telah mendapatkannya dari PDAM yang
mengalir lancar setiap harinya.
Itulah upaya
Ayah dan Ambu untuk mendampingi 1000 hari pertama berharga bagimu, nak! Hal
yang sama juga telah Ayah dan Ambu lakukan untuk mendampingi tumbuh kembang
adikmu yang baru beberapa hari yang lalu genap berusia 2 tahun. Semua usaha
keras itu terbayar rasanya demi menyaksikan perkembanganmu dan adikmu dalam
keadaan baik itu dan tentu saja terhindar dari bahaya stunting.
Dengan
memperhatikan 1000 hari pertama Ananda ini, semoga kita semua bisa memutus mata
rantai bahaya stunting yang senantiasa mengintai. Aamiin.
Jayapura, 5 November 2018
*)Ambu:
panggilan untuk ibu (bahasa Sunda kuno)
0 Response to "Takkan Kami Sia-siakan 1000 Hari Pertama Kehidupanmu, Nak!"
Post a Comment